Kampus IPB University. (Dok. IPB)
Pendidikan – Keluarga sebagai fondasi pembentukan karakter bangsa kini menghadapi tantangan serius. Mulai dari kemiskinan struktural, perceraian, pola asuh lemah, hingga pergeseran nilai akibat arus budaya luar yang berpotensi mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) dan masa depan bangsa ini.
Menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni, universitas ini turut berupaya memberikan ruang dialog strategis terkait isu ini. Dalam acara The 52nd Strategic Talks, institusi ini mengenalkan konsep Pembangunan Rumah Keluarga (PRK).
Prof Euis Sunarti, seorang Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga menjelaskan bahwa berdasarkan 30 tahun perjalanan akademik bersama timnya, konsep PRK menekankan pentingnya menempatkan keluarga sebagai titik sentral dalam setiap kebijakan pembangunan nasional, dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Konsep ini bertujuan untuk memperkuat posisi keluarga dalam menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan.
“PRK tidak hanya mengedepankan ketahanan keluarga, tetapi juga memperkuat sinergi antara wilayah dan lingkungan sosial yang mendukung kualitas hidup keluarga,” jelasnya. Ini adalah langkah strategis dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata di seluruh lapisan masyarakat.
Pentingnya Keluarga dalam Kebijakan Pembangunan
Keluarga memainkan peran vital dalam pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan paradigma yang menjadikan keluarga sebagai subjek dan objek dalam semua kebijakan pembangunan nasional. Agar terwujud Indonesia Emas 2045 yang berdaya saing tinggi dan berperadaban mulia, transformasi kebijakan yang mendukung keluarga harus dilakukan dengan fokus pada pemberdayaan dan sinergi.
Prof Euis mendorong agar semua pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, berkolaborasi dalam menjadikan keluarga sebagai basis seluruh kebijakan dan program pembangunan. Kebijakan yang inklusif dan berpihak pada keluarga ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga
Di sisi lain, untuk membantu keluarga miskin dalam kenaikan kelas sosial, Dr Ivanovich Agusta, dosen Fakultas Ekologi Manusia, memaparkan sejumlah strategi yang perlu diadopsi. Ia menekankan pentingnya melakukan reformasi dalam pendekatan penanggulangan kemiskinan. Penanganan kemiskinan seharusnya tidak hanya berfokus pada bantuan jangka pendek, tetapi juga memberdayakan mereka dalam jangka panjang.
Strategi yang diusulkan meliputi pemutakhiran data berbasis keluarga dan pengukuran kemiskinan yang lebih holistik. Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang lebih tepat sasaran, terutama yang berpihak pada keluarga miskin. Selain itu, pelokalan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) juga menjadi penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dr Ivanovich menjelaskan bahwa ada dua tahap dalam strategi ini. Pertama, memenuhi kebutuhan dasar keluarga, dan kedua, membekali mereka dengan keterampilan serta akses terhadap pasar. Ini merupakan langkah kunci bagi peningkatan mobilitas sosial vertikal agar keluarga-keluarga tersebut dapat keluar dari jerat kemiskinan secara bermartabat.
Sebagai kesimpulan, Dr Yulina Eva Riany, Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak, menegaskan bahwa ide PRK ini harus menjadi agenda kolektif bagi semua pihak. “Kita semua perlu menggencarkan ide ini agar pemerintah memiliki political will yang kuat dalam menjadikan keluarga sebagai unit pembangunan dan basis dari kebijakan nasional,” ungkapnya. Pendekatan ini diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kualitas hidup masyarakat di Indonesia.