Pada hari Senin, 30 Juni 2025, dilakukan rotasi sejumlah jabatan penting di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. Sebanyak 19 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPT) dirubah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan strategi baru dalam pemerintahan. Rotasi ini diharapkan dapat membawa angin segar dalam pengelolaan pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik.
Rotasi jabatan tersebut bukan hanya melibatkan pejabat tinggi, namun juga mempromosikan 43 pejabat eselon III dalam struktur organisasi. Ini menggambarkan adanya dinamika dan pergeseran dalam komposisi pejabat yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Strategi Rotasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah
Proses rotasi jabatan ini adalah bagian dari upaya sistematis untuk memperkuat manajemen pemerintahan. Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan bahwa rotasi kali ini adalah langkah awal yang diambil untuk mendorong terciptanya kinerja yang lebih baik. Dengan adanya pergeseran posisi, diharapkan setiap pejabat dapat membawa inovasi dan ide baru yang mendukung pembangunan daerah.
Dari segi administrasi, rotasi ini mengikuti sistem merit, yang memberikan kesempatan kepada setiap pejabat yang berkualitas untuk mengisi posisi yang sesuai dengan kompetensinya. Sistem ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap jabatan diisi oleh individu yang memang memiliki kualifikasi dan kredibilitas yang mumpuni. Dedie menyebutkan bahwa walaupun proses ini panjang, walaupun diperlukan persetujuan dan izin dari berbagai pihak, hasilnya akan berbuah manis bagi kinerja pemerintah daerah.
Peluang Seleksi Terbuka untuk Jabatan Kosong
Dalam rotasi ini, terdapat sejumlah posisi strategis yang masih kosong. Misalnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) belum terisi. Dedie mengatakan bahwa Pemkot Bogor akan memberikan kesempatan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berpartisipasi dalam seleksi terbuka atau open bidding untuk mengisi posisi tersebut. Ini merupakan bentuk transparansi dan afirmasi bagi ASN yang memiliki prestasi dan memenuhi syarat.
Dedie menekankan pentingnya sistem ini dalam memperkuat iklim kompetisi antar ASN. “Dengan adanya kesempatan ini, kami harap ASN yang terbaik dapat terpilih untuk mengisi jabatan-jabatan penting dengan cara yang adil dan terbuka,” jelasnya. Pendekatan ini juga diharapkan dapat mendorong semangat kerja dan inovasi di kalangan ASN dengan mempromosikan kinerja berdasarkan meritokrasi.
Melalui rotasi dan seleksi yang dilakukan, diharapkan Pemerintah Kota Bogor dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sekaligus memastikan bahwa setiap jabatan diisi oleh pejabat yang kompeten. Proses ini menjadi penting untuk mewujudkan visi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik yang lebih baik.