Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan bahwa aspirasi yang disampaikan oleh anak-anak dalam Forum Anak Kota Bogor (Fanator) merupakan masukan berharga yang perlu direspons dengan langkah-langkah nyata.
Pernyataan ini diungkapkan dalam acara Audiensi Suara Anak Daerah (SAD) Kota Bogor Tahun 2025 yang diadakan di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor. Dalam kesempatan tersebut, sejumlah harapan dan usulan dari Forum Anak diutarakan dengan lantang.
Usulan Penting dari Forum Anak
Terdapat lima isu utama yang diangkat dalam forum tersebut. Kelima poin tersebut mencakup reaktivasi forum anak di tingkat kecamatan dan kelurahan, pembangunan infrastruktur yang ramah anak, penguatan kawasan tanpa rokok (KTR), akses pendidikan yang merata, dan perlindungan dari kekerasan serta eksploitasi terhadap anak. Usulan ini mencerminkan kepedulian anak-anak terhadap lingkungan di sekitar mereka.
Dedie Rachim menilai tiap usulan yang disampaikan sangat konkret dan relevan. Misalnya, keinginan anak-anak agar kendaraan umum bebas asap rokok menjadi salah satu ide yang cemerlang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mengerti pentingnya lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang mereka.
Pentingnya Tindak Lanjut dari Pemerintah
Pemerintah Kota Bogor berkomitmen untuk menindaklanjuti usulan tersebut secara bertahap dan berkelanjutan. Dedie Rachim mengungkapkan bahwa saat ini sedang dilakukan perhitungan mengenai kebutuhan infrastruktur pendidikan dan strategi untuk memperbanyak lokasi sekolah, terutama bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
Ia juga menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan regulasi yang ada, khususnya terkait Kawasan Tanpa Rokok. Kesehatan anak di lingkungan mereka menjadi prioritas yang sangat signifikan dalam proses pengambilan kebijakan. Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Rakhmawati, menekankan perlunya mencegah kekerasan terhadap anak dengan pendekatan yang proaktif.
Laporan dari Ketua Forum Anak Kota Bogor, Radipta Azkia, menunjukkan bahwa usulan mereka adalah hasil survei yang melibatkan 300 hingga 500 siswa di Kota Bogor. Ini menunjukkan representasi yang baik terhadap suara anak-anak dalam menentukan kebijakan mengenai hak-hak mereka.
Forum Anak ini menjadi wadah yang penting untuk mendengarkan aspirasi anak, sehingga mereka merasa pihak pemerintah memperhatikan keberadaan dan kebutuhan mereka. Radipta menyatakan harapan agar lima isu utama yang mereka usulkan dapat segera diimplementasikan dan menjadi perhatian semua pihak.
Di era modern ini, penting bagi anak-anak untuk memiliki ruang bermain yang aman dan sesuai dengan standar. Ini menjadi bagian dari kewajiban pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Usulan untuk KTR dan perlindungan terhadap anak seharusnya menjadi prioritas dalam pengembangan kebijakan publik.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan forum anak, diharapkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak hanya menjadi teori, tetapi juga dapat dilaksanakan di lapangan dengan baik. Ini adalah langkah awal menuju lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, di mana suara mereka didengar dan dihargai.
Melalui pendekatan yang inklusif, pemangku kepentingan diharapkan dapat memberikan perhatian serius terhadap kekhawatiran anak-anak terkait berbagai masalah yang mereka hadapi di lingkungan sekitar. Keterlibatan aktif dari masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan budaya yang lebih peduli terhadap perlindungan anak.
Akhirnya, penanganan masalah-masalah yang dihadapi anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Semoga dengan adanya forum seperti ini, komunikasi antara anak dan pemerintah dapat terjalin dengan lebih baik, sehingga harapan dan impian anak-anak dapat terwujud ke dalam tindakan nyata.