Cibinong, Kabupaten Bogor – Dalam rangka mengawasi dan mengevaluasi kemajuan kegiatan prioritas, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, memimpin rapat di Aula Ciliwung, Bappedalitbang, Cibinong pada Rabu (3/7/25).
Pentingnya percepatan dan ketegasan dalam penanganan agenda strategis daerah menjadi salah satu poin utama yang ditekankan oleh Sekda Bogor. Khususnya, fokus perhatian pada Daerah Otonomi Baru (DOB) dan pembangunan Jalan Khusus Tambang menjadi sorotan utama dalam rapat kali ini.
Pentingnya Penanganan Daerah Otonomi Baru
Program DOB dan Jalan Khusus Tambang adalah dua inisiatif penting yang memerlukan perhatian serius dari setiap perangkat daerah. Dalam situasi seperti ini, segala tindakan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan terstruktur. Mengabaikan isu-isu besar yang berkaitan dengan masa depan wilayah bisa berdampak negatif bagi perkembangan daerah.
Data menunjukkan bahwa daerah yang memiliki aksesibilitas yang baik cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Oleh karena itu, penanganan DOB dan infrastruktur jalan perlu dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif. Sekda Ajat menegaskan, untuk menangkap arahan strategis yang diberikan oleh pimpinan daerah, perhatian harus fokus pada isu-isu besar yang memengaruhi masyarakat.
Membangun Jalan Khusus Tambang yang Efisien
Selain membahas DOB, rapat juga mengungkit pentingnya penyelesaian proses penetapan lokasi untuk Jalan Khusus Tambang. Sekda Ajat memberi penekanan kepada seluruh pihak terkait agar proses ini segera diselesaikan. Hal ini krusial agar anggaran dan pengadaan lahan untuk tahun 2026 dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.
Dengan adanya jalan ini, diharapkan mobilitas barang dan akses ke daerah-daerah industri akan meningkat. Selain itu, pendekatan dalam penanganan DOB seharusnya diadaptasi dari cara pengelolaan yang telah diterapkan pada Ibu Kota Negara, di mana meskipun wilayah otonomi belum resmi berdiri, langkah-langkah awal sudah dilakukan.
Terakhir, Ajat menekankan perlunya merumuskan langkah-langkah konkret dan terjadwal agar semua kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas birokrasi. Diharapkan, kinerja nyata ini menjadi warisan bagi masyarakat di masa depan. “Mari kita bersama-sama menjadikan ini sebagai legacy,” ujarnya.